ODGJ di RSJ Naimatadilansir dari victorynews.id
ODGJ di RSJ Naimata

HINGGA saat ini jumlah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang dirawat di RSJ Naimata tercatat 20 orang dengan usia ODGJ bervariasi. Selain itu, ada juga beberapa ODGJ yang keluar masuk untuk mendapatkan perawatan di RSJ Naimata, Kupang.

“Ada yang satu minggu datang ke sini kami rawat lalu pulang, ada yang sampai satu bulan baru sembuh dan mereka pulang bahkan ada yang lebih,” jelas Direktur RSJ Naimata Kupang, dr Dickson A Legoh, ketika di temui VN, Selasa (8/9) siang.

Menurutnya, ODGJ yang dirawat di rumah sakit jiwa ini memiliki rutinitas harian yang harus mereka lakukan seperti makan, mandi, berdoa, olahraga dan mengikuti kegiatan-kegiatan guna mengasah produktivitas seperti menjahit, pembuatan karya tangan, produksi beberapa makanan ringan berupa coklat, es dan beberapa cemilan lainnya.

“Kegiatan produktif ini dikhususkan kepada mereka yang sudah dalam keadaan tenang dan mandiri. Sedangkan mereka yang masih dalam keadaan resah gelisah akan ditempatkan di ruang isolasi khusus yang saat ini ada enam ruangan sehingga mereka bisa tenang dan mandiri setelah itu baru mereka dipindahkan ke ruangan tenang,” jelasnya.
Selama ODGJ dirawat di RSJ Naimata akan diberikan treatment-treatment seperti motivasi, dorongan psikologi sehingga mereka menjadi lebih tenang dan dengan perlahan dapat mengalami kesembuhan yang didukung dengan konsumsi pil secara teratur.

“Kalau orang yang dalam keadaan resah gelisah cara yang paling ampuh hanya dengan memberikan obat. Kalau mereka dalam keadaan seperti itu kita memberikan motivasi atau dorongan tidak akan mempan. Ketika mereka sudah rutin minum obat dan mereka dapat mandiri maka baru kita isi dengan dorongan maupun motivasi-motivasi lainnya,” jelasnya.

Untuk mendukung proses penyembuhan ODGJ, peran keluarga menjadi nomor satu. Ketika mereka dikembalikan ke keluarga maka keluarga menjadi faktor paling penting dalam membantu proses penyembuhan. Sayangnya, masih banyak keluarga enggan membawa kerabat yang mengalami gangguan jiwa untuk dirawat.

“Kebanyakan dari keluarga berpikir bahwa ketika sudah begini maka sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Padahal apabila dibawa ke sini dan dengan pengobatan maka mereka bisa sembuh kembali,” pungkasnya.

Di RSJ Naimata, kata dia, ada banyak perawat yang berkompeten dan mampu menangani serta merawat para pasien dengan gangguan jiwa.

“Ujung tombaknya itu ada di perawat sehingga perawat harus memiliki kemampuan atau cara-cara khusus ketika menangani orang dengan gangguan jiwa apalagi dalam keadaan resah gelisah,” tandasnya.

Dalam kesempatan ini dr Dickson juga menjelaskan multifaktor penyebab seseorang mengalami gangguan jiwa. Faktor yang paling mendominasi adalah genetik dan ada pula faktor finansial, pekerjaan bahkan faktor sosial yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan jiwa.